Latar Belakang
Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, di dalamnya mengandung
sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter Murid. Budaya positif perlu dibangun
dalam suatu kelas. Keberhasilan penerapan budaya positif diawali dengan adanya
perubahan paradigma tentang teori kontrol. Selama ini kita sebagai guru merasa
berkewajiban mengontrol perilaku murid agar memiliki perilaku sesuai yang kita
harapkan. Penanaman budaya positif sangat penting dilakukan karena pengembangan
budaya positif dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri murid untuk menjadi
pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak yang mulia.
Pengembangan budaya positif di sekolah adalah tugas seluruh civitas sekolah termasuk
guru dan kepala sekolah. Masing-masing guru maupun kepala sekolah tentunya
memiliki inisiatif dan cara tersendiri sesuai pemahamannya dalam menerapkan budaya
positif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Sebagai fasilitator yang selalu digugu
dan ditiru, guru harus memiliki kesamaan persepsi atau kesepahaman tentang cara yang
benar menerapkan budaya positif di sekolah. Perlu dilakukan refleksi penerapan
budaya positif yang sudah diterapkan selama ini dan persamaan persepsi tentang
konsep budaya positif yang benar sesuai filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara guna
meluruskan kembali apa yang kurang dalam pelaksanaan budaya positif yang telah
diterapkan di lingkungan sekolah selama ini melalui kegiatan pengimbasan pemahaman
budaya positif kepada dewan guru dan tenaga kependidikan di SMAN 1 Sragen Kab.
Sragen.