AKSI NYATA BUDAYA POSITIF
MODUL 1.4.a.10.2
LATAR BELAKANG
Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat diperbaiki lakunya ( bukan dasarnya ) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Masih menurut Kihajar Dewantara bahwa dalam proses ” menuntun “, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ” pamong ” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ” pamong ” dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Sebagai pendidik, guru diibaratkan bagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur. Guru harus memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa: “…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan, seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1, 2, 3, 4, Nov, Des 1936, Jan, Febr 1937).
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan agar sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik.
Sukarno, S.Pd., M.Si.Kepala Sekolah
|
Tinggalkan Komentar